Afrida : PMI, Membuka Mata Hati untuk Saling Peduli

 on Senin, 05 Mei 2014  

Palang Merah Indonesia, kata yang saya yakin tidak asing bagi kita, kan? Sejak kecil kita sudah mendengar kata PMI ataupun PMR. Kita akan dengan mudah menjumpai mereka di lokasi bencana, di area konser, ataupun upacara di sekolah, dan program andalannya yang paling dikenal masyarakat adalah donor darah. Bahkan, orangtua saya pun mengenal PMI lewat donor darah. Lalu bagaimana dengan saya? Pengalaman kepalangmerahan saya mungkin sangat amat terlambat. Saya memang sudah mengenal PMI sejak SD, tapi tidak pernah berkontribusi dan bergabung dengan PMR. Dan kecintaanku dengan dunia ‘7 prinsip’ baru muncul saat duduk di bangku kuliah.

Di perguruan tinggi, nama ekstrakurikulernya bukan lagi PMR tetapi KSR (Korps Sukarela). Kesan pertama melihat KSR masih belum tertarik untuk bergabung dengan mereka. Sampai pada semester pertama saya ‘dipaksa’ mengikuti kegiatan KSR karena saat itu latihan rutin KSR merupakan program wajib bagi mahasiswa baru di kampus. Selama satu semester saya mengikuti kegiatan yang diadakan KSR meskipun kadang dengan berat hati dan setengah hati. Tetapi setelah beberapa pertemuan dengan KSR dan PMI, hati saya mulai terbuka dan tertarik dengan organisasi yang berlambang  palang merah  di atas dasar warna putih dengan lingkaran yang membentuk bunga berkelopak lima itu.

Di KSR  banyak hal baru yang saya pelajari. Hal-hal konkret yang sering saya jumpai, yang dulu saya anggap sepele, ternyata membutuhkan keahlian khusus yang tidak mudah. Donor darah, pertolongan pertama, perawatan keluarga, tujuh prinsip dan aplikasinya di masyarakat, sosialisasi-sosialisasi kesehatan, terjun ke lapangan mulai dari prabencana, saat bencana  sampai pasca bencana, dan masih banyak lagi program kemanusiaan yang tidak banyak orang mampu dan mau terlibat di dalamnya.

Akhirnya saya memutuskan untuk mengikuti open rekruitmen calon pengurus baru KSR, dari sekian banyak pecdaftar yang saya yakin mereka lebih berpengalaman dari saya, saya lolos menjadi pengurus baru. Tentu, awalnya saya ragu dan minder, apalagi komandan mengatakan banyak yang mendaftar  dan pengetahuan kepalangmerahan mereka lebih baik dari saya, ilmu dan pengalaman mereka sangat bagus. DEG! Aku lemas seketika, saya hanya menjawab, “ karena saya tertarik dengan KSR, meskipun pengalaman saya hanya sebatas di latihan rutin wajib, mungkin banyak yang lebih baik dan layak dari saya, tapi saya bisa belajar sampai menjadi bisa seperti mereka” saya mendunduk. Kemudian di akhir wawancara komandan mengatakan kepada saya, “ Kami bukan mencari orang-orang yang hanya pandai dalam bidang kepalangmerahan, tapi kami mencari orang yang mau belajar dan berkomintmen pada organisasi. Jangan minder dan terus belajar”. Saya terharu dan sangat termotivasi denga kalimat itu.

Setelah saya lolos menjadi pengurus KSR dan menjadi bagian dari PMI, kemudian mengikuti kegiatan-kegiatannya yang terjun langsung di lapangan, saya semakin sadar tentang arti kepedulian, kesukarelaan, dan kemanusiaan, semakin berusaha untuk terus bisa menjadi berguna bagi sesama, dan sebagai calon guru saya semakin bersemangat untuk menciptakan relawan masa depan Indonesia.
KSR dan PMI, membuka mata hati untuk saling berbagi dan peduli :)

Afrida : PMI, Membuka Mata Hati untuk Saling Peduli 4.5 5 Unknown Senin, 05 Mei 2014 Di perguruan tinggi, nama ekstrakurikulernya bukan lagi PMR tetapi KSR (Korps Sukarela). Kesan pertama melihat KSR masih belum tertarik untuk bergabung dengan mereka. Sampai pada semester pertama saya ‘dipaksa’ mengikuti kegiatan KSR karena saat itu latihan rutin KSR merupakan program wajib bagi mahasiswa baru di kampus. Selama satu semester saya mengikuti kegiatan yang diadakan KSR meskipun kadang dengan berat hati dan setengah hati. Tetapi setelah beberapa pertemuan dengan KSR dan PMI, hati saya mulai terbuka dan tertarik dengan organisasi yang berlambang palang merah di atas dasar warna putih dengan lingkaran yang membentuk bunga berkelopak lima itu. Palang Merah Indonesia, kata yang saya yakin tidak asing bagi kita, kan? Sejak kecil kita sudah mendengar kata PMI ataupun PMR. Kita akan ...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar