Pengalaman donor darah untuk pertama kalinya bermula dari sebuah kisah, kisah ini merupakan pengalaman pribadiku beberapa bulan yang lalu tepatnya bulan januari 2014. Buat jaman sekarang, sosial media seperti facebook, bbm, twitter ataupun media sosial yang lainnya bisa berguna banget untuk nyebarin segala informasi.
Nah pada suatu hari, aku mendapatkan broadcast message dari salah satu teman dikontak bbmku. Isinya kurang lebih seperti ini “diharapkan kepada teman-teman yang berdomisili di Jogja khususnya golongan darah O untuk dapat membantu anak dari saudara sealumni kita yang sedang terkena sakit demam berdarah di Rs Sardjito Yogyakarta. Trombositnya sudah sangat tidak wajar dibawah batas normal, untuk itu bagi yang berkenan menyumbakan darahnya silahkan untuk menghubungi saudara fulan dinomor tersebut 085xxxxxxx.” Ketika baca pesan Bm itu perasaanku ragu, dalam artian golongan darahku O ingin sekali rasanya bantu anak itu yang sedang terkena demam berdarah. Tapi mengapa aku ga langsung bergegasmenghubungi nomor tersebut dan langsung bersedia untuk mendonorkan sebagian darahku, toh aku tahu pasti anak itu benar-benar membutuhkan.
Setelah tiga hari berlalu aku belom juga ngehubungin nomor dari keluarga anak yang terkena demam berdarah tersebut. Padahal beberapa bulan sebelumnya aku juga terkena sakit demam berdarah dan aku benar-benar merasakan bagaimana rasanya, apalagi ketika dokter bilang “ ayo mas banyak minum air, atau cairan elektrolit biar bisa memacu trombositnya naik, soalnya kalau turun terus bisa bahaya” dari pengalaman kena demam berdarah itu, aku tau bagaimana rasanya anak itu yang bener-bener membutuhkan darah.
Hari berlalu sampai akhirnya perasaanku dibuat tidak karuan, pagi itu aku dapat broadcast message lagi “ Innalillahi wa inna ilaihi roji’un telah berpulang saudara fulan anak dari fulan di Rs Sardjito karena demam berdarah, semoga Allah memberi ketabahan dan kesabaran pada keluarga yang ditinggal dan semoga fulan tersebut diterima segala amal ibadahnya oleh Allah SWT dan meninggal dalam keadaan khusnul khotimah Aamiin.” Aku terdiam sesaat membaca pesan itu, sedih dan menyesal banget. Dalam hatiku, aku sendiri marah dalam diriku kenapa aku waktu itu tidak langsung bergegas menolong anak itu, padahal golongan darahku sama seperti anak itu. Coba aku bisa membantu anak itu, setidaknya anak itu mungkin masih bisa tertolong. Dan cerita ini benar-benaran tamparan dalam hidupku.
Allah begitu sayang terhadap hambaNya, Ia menegur atau memperingatkan hambaNya dengan cara apapun. Ini pesan yang disampaikan olehNya untuku, selagi kita bisa membantu kenapa tidak, jangan ditunda-tunda untuk melakukan kebaikan kepada sesama.
Dari kisah ini aku sadar, kita diciptakan oleh Allah sebagai manusia sosial, kita tak bisa hidup tanpa bantuan orang lain, begitu pula orang lain begitu membutuhkan bantuan kita. Selagi kita masih diberi kesempatan untuk hidup dan menolong kepada sesama, jangan lah tunda hal kebaikan itu. Satu tetes darah kita dapat menolong nyawa saudara kita. Semoga kisah yang aku alami ini bisa menjadi pelajaran dan hikmah bagi kita untuk selalu berjiwa ksatria tuk saling tanggap dan tolong menolong kepada sesama.
Nah pada suatu hari, aku mendapatkan broadcast message dari salah satu teman dikontak bbmku. Isinya kurang lebih seperti ini “diharapkan kepada teman-teman yang berdomisili di Jogja khususnya golongan darah O untuk dapat membantu anak dari saudara sealumni kita yang sedang terkena sakit demam berdarah di Rs Sardjito Yogyakarta. Trombositnya sudah sangat tidak wajar dibawah batas normal, untuk itu bagi yang berkenan menyumbakan darahnya silahkan untuk menghubungi saudara fulan dinomor tersebut 085xxxxxxx.” Ketika baca pesan Bm itu perasaanku ragu, dalam artian golongan darahku O ingin sekali rasanya bantu anak itu yang sedang terkena demam berdarah. Tapi mengapa aku ga langsung bergegasmenghubungi nomor tersebut dan langsung bersedia untuk mendonorkan sebagian darahku, toh aku tahu pasti anak itu benar-benar membutuhkan.
Setelah tiga hari berlalu aku belom juga ngehubungin nomor dari keluarga anak yang terkena demam berdarah tersebut. Padahal beberapa bulan sebelumnya aku juga terkena sakit demam berdarah dan aku benar-benar merasakan bagaimana rasanya, apalagi ketika dokter bilang “ ayo mas banyak minum air, atau cairan elektrolit biar bisa memacu trombositnya naik, soalnya kalau turun terus bisa bahaya” dari pengalaman kena demam berdarah itu, aku tau bagaimana rasanya anak itu yang bener-bener membutuhkan darah.
Hari berlalu sampai akhirnya perasaanku dibuat tidak karuan, pagi itu aku dapat broadcast message lagi “ Innalillahi wa inna ilaihi roji’un telah berpulang saudara fulan anak dari fulan di Rs Sardjito karena demam berdarah, semoga Allah memberi ketabahan dan kesabaran pada keluarga yang ditinggal dan semoga fulan tersebut diterima segala amal ibadahnya oleh Allah SWT dan meninggal dalam keadaan khusnul khotimah Aamiin.” Aku terdiam sesaat membaca pesan itu, sedih dan menyesal banget. Dalam hatiku, aku sendiri marah dalam diriku kenapa aku waktu itu tidak langsung bergegas menolong anak itu, padahal golongan darahku sama seperti anak itu. Coba aku bisa membantu anak itu, setidaknya anak itu mungkin masih bisa tertolong. Dan cerita ini benar-benaran tamparan dalam hidupku.
Allah begitu sayang terhadap hambaNya, Ia menegur atau memperingatkan hambaNya dengan cara apapun. Ini pesan yang disampaikan olehNya untuku, selagi kita bisa membantu kenapa tidak, jangan ditunda-tunda untuk melakukan kebaikan kepada sesama.
Dari kisah ini aku sadar, kita diciptakan oleh Allah sebagai manusia sosial, kita tak bisa hidup tanpa bantuan orang lain, begitu pula orang lain begitu membutuhkan bantuan kita. Selagi kita masih diberi kesempatan untuk hidup dan menolong kepada sesama, jangan lah tunda hal kebaikan itu. Satu tetes darah kita dapat menolong nyawa saudara kita. Semoga kisah yang aku alami ini bisa menjadi pelajaran dan hikmah bagi kita untuk selalu berjiwa ksatria tuk saling tanggap dan tolong menolong kepada sesama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar