Rizka : Piala Untuk Sahabat

 on Rabu, 14 Mei 2014  

Menolong seseorang yang sedang mengalami kesulitan dengan berbekal ilmu yang diajarkan. Tak pernah terfikirkan olehku untuk mengikuti ekstrakulikuler PMR atau yang sering disebut Palang Merah Remaja. Dengan awal coba-coba aku bergabung dalam ekskul PMR saat aku masih SMP dulu. Berbekal nekad dan tekad serta keyakinan yang coba kutanamkan dalam hati untuk menjadi anggota PMR. Akhirnya aku menjadi team PBT atau yang sering disebut dengan Pasang Bongkar Tenda.

Sejak saat itu, aku sudah mulai berlatih dengan teman-teman satu team dan mencari sahabat baru. Beberapa bulan kemudian sekolah kami mendapatkan surat undangan lomba, dari lomba pertama tersebut, dari semua cabang PMR kami hanya mendapatkan satu piala, yaitu juara 2 dalam pasang bongkar tenda, namun walau begitu aku tetap bangga karena ini merupakan langkah sukses pertamaku bersama teman-teman. Ada satu yang tidak akan pernah aku lupakan saat aku mengikuti lomba pertamaku yaitu bertemu dengan Bapak Palang Merah Indonesia, ya, “Bapak Jusuf Kala” suatu peristiwa yang tidak akan pernah terjadi dalam hidupku kalau bukan karena PMR. Sejak lomba saat itu kami berlatih lebih giat lagi, banyak hal yang kudapat dari latihan yang dilakukan setiap hari sabtu ini, rasa kekeluargaan dan persahabatan yang kental didalamnya membuat siapa saja menjadi cinta dan bangga menjadi anggota Palang Merah Remaja. Bagiku, hidup matiku hanya untuk PALANG MERAH.

5 bulan berlalu, dan sekolah kami mendapat undangan perlombaan se-provinsi lampung dan sumbagsel, tidak mau hal sebelumnya terulang kembali, akhirnya kami meningkatkan jadwal latihan menjadi 3kali seminggu agar hasil yang dicapai dapat maksimal. Pada hari sabtu, Saat waktu latihan hanya tinggal 1 bulan, aku dan Dewi, sahabatku sudah bersiap dengan semangat untuk berangkat latihan PMR untuk menghadapi perlombaan, tetapi tanpa kami sadari, saat Dewi akan menjemputku ia tertabrak motor yang menyebabkan tulang kaki persendiannya sedikit remuk dan bergeser, serta terdapat luka sobek pada telapak tangannya, aku kaget, heran dan tak percaya sesuatu terjadi pada sahabatku tanpa diduga duga, seketika ia langsung dibawa ke rumah sakit untuk mendapat pertolongan yang lebih baik. Aku menangis melihat luka yang ia derita, takut dan merasa bersalah karena ini terjadi saat ia hendak menjemputku. Satu jam berlalu, dan keluarganya sudah berdatangan menjenguknya, akupun meminta izin padanya untuk berangkat latihan PMR. Air mataku masih mengalir bahkan ketika aku sudah sampai disekolah, tetapi teman-teman semua mencoba menghiburku untuk melupakan sejenak kejadian tersebut dan mulai berlatih serta menyusun strategi.

Waktu perlombaan hanya tinggal 2 minggu lagi, tetapi sahabatku dewi masih belum menunjukan tanda-tanda sehat, bahkan ia mengalami sakit Hepatitis dan Tipus yang menyebabkan ia tidak bisa ikut lomba bersamaku. Mulai saat itu, aku berjanji padanya akan memberikan sesuatu yang telah tega mengorbankan dirinya menjadi seperti ini. Hari dimana saat perlombaan pun dimulai, dengan semua semangat dan latihan yang baik, akhirnya kami mendapat juara dari semua bidang, bahkan kami mendapat trophy umum dan trophy favourite tenda. Teamnya dan team ku mendapatkan Juara 1. kebetulan ia menjadi penolong pada team Pertolongan Pertama, walaupun ia tidak ikut lomba tapi aku senang usaha dan tekatnya untuk Palang Merah tidak pernah pudar. Piala dan Trophy ini aku persembahkan untuknya, sahabatku tersayang~


Rizka : Piala Untuk Sahabat 4.5 5 Unknown Rabu, 14 Mei 2014 walaupun ia tidak ikut lomba tapi aku senang usaha dan tekatnya untuk Palang Merah tidak pernah pudar. Piala dan Trophy ini aku persembahkan untuknya, sahabatku tersayang~ Menolong seseorang yang sedang mengalami kesulitan dengan berbekal ilmu yang diajarkan. Tak pernah terfikirkan olehku untuk mengikuti ekst...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar