Dwito : RELAWAN PMI PAHLWAN KEMANUSIAN

 on Senin, 09 Juni 2014  

Ceritaku Pengalamanku selama menjadi Relawan PMI Kabupaten Pemalang tidak terhitung jumlahnya, banyak hal yang memang perlu ditulis sehingga orang lain tahu, dan inilah   sebagian cerita pengalaman dari berbagai pengalaman cerita yang Insya Allah akan terangkum dalam  15 Tahun pengabdianku pada Palang Merah Indonesia Kabupaten Pemalang khususnya selama menjadi Relawan  dan Palang Merah Indonesia pada umumnya. Hidup belum berarti apapun, selama kita hanya hidup untuk diri sendiri, hari esok bukanlah milik kita, oleh karena itu, syukurilah setiap  saat yang ada buatlah menjadi berarti bukan hanya buat diri sendiri tetapi juga bagi sesama. Dan inilah yang selalu menjadi filosofi aku begitu tergabung menjadi Relawan PMI.

Tentu bukan urusan yang mudah membiasakan seseorang mampu peka terhadap kondisi sosial disekitarnya, 15 tahun silam saat aku menjadi anggota Korps Suka Rela PMI Kabupaten Pemalang keikutsertaan aku terhadap dunia sosial dan Kepalangmerahan terus berkembang. Sungguh tak terhitung lagi bagaimana cinta saya dengan dunia ini sekarang, kecintaanku menjadi Relawan Kemanusiaan puluhan tantangan  serta jalan berliku pernah aku lewati, berbagai pengetahun / Diklat Kepalangmerahan , pengalaman melatih dan menjadi fasilitator, menjadi Tim PP, Menjadi Tim Penanggulangan Bencana , berbagai Bencana dari Gempa, Tanah Longsor, Banjir, Kebakaran Hutan dan Rumah, Puting Beliung, Kecelakaan Kereta Api, Pembunuhan dan Keracunan baik bencana di Kabupaten Pemalang maupun di Kabupaten lain seperti Aceh, Bantul DIY,Cilacap dan Tegal.  Semua itu telah menorehkan sejarah pengalamanku pada Bidang Kemanusiaan.
Cerita pengalamanku kali ini diawali dengan ketika aku mendapat tugas rutin Ronda/ Siskamling dilingkungan saya yaitu RT 06 RW 03 Perum Taman Lestari Desa Taman Kecamatan Taman. Setiap hari Jum’at malam atau malam Sabtu saya bersama 8 (delapan) orang warga Perum Taman Lestari Desa Taman seperti biasanya mendapat tugas secara bergiliran untuk melakukan Ronda atau siskamling di Pos Ronda Blok B dan sekitarnya, kami berkumpul setiap jam 22.00 s.d 03.00 WIB.

Pada hari itu Sabtu pagi  tepatnya tanggal 2 Oktober 2010 ketika saya dan beberapa orang warga sedang asyik – asyiknya berjaga disertai bercanda ditemani secangkir kopi dan makanan kecil  kurang lebih jam 02.50 WIB tiba – tiba terdengar dentuman dan suara geritan gesekan benda keras yang sangat keras mengagetkan, mengejutkan dan membuyarkan bercanda kami bahkan ada yang bengong, semua menduga duga suara apa itu ? karena kalau malam atau pagi sekali karena sunyi suara bisa didengar dengan jelas. Kami menduga – duga berbagai perkiraan kejadian , dari kejadian pesawat jatuh, Bom meledak , Kereta Api menabrak bus atau mobil lainnya dan kereta api menabrak kereta api termasuk menduga duga lokasi kejadian. Berbagai terkaan kami belum menemukan jawaban yang pasti. Akhirnya jam 03.15 kami sepakat kembali kerumah masing – masing termasuk saya.

Saya pulang dan langsung menghidupkan Televisi saat itu belum muncul berita apapun , tetapi jiwa saya berkecamuk dan bertanya – tanya ada apa, sambil berbaring diruang TV dan tertidur sejenak, kemudian sekitar jam 04.31 menit saat itu aku memandang jam karena terdengar suara Adzan Sholat Subuh , barulah muncul berita kalau di Stasiun Petarukan Kabupaten Pemalang Jawa Tengah telah terjadi Kecelakaan Kereta Api yaitu Ketera Api Senja Utama  jurusan Jakarta Semarang ketika berhenti di jalur 3 kurang lebih 100 meter dari stasiun Petarukan ditabrak Kereta Api Argo Bromo Anggrek jurusan Jakarta Surabaya yang seharusnya lewat jalur 2 untuk menyalip , tetapi lewat jalur 3 sehingga menabrak.

Dari informasi salah satu stasiun TV yaitu TV One tersebut, setelah sholat subuh aku segera memakai uniform PMI  Kabupaten Pemalang beserta ID Cardnya ,walaupun saat itu belum dihubungi oleh PMI Kabupaten Pemalang, karena kepekaan dan terpanggil untuk bisa memberikan pertolongan,  saya segera meluncur dengan menggunakan sepeda montor, begitu montor distater ternyata ban sepeda montor saya bocor, akhirnya saya kerumah Ketua  RT 06 Rw 03 Desa Taman ( Bapak Aziz Mulana ) untuk minta tolong diantar ke lokasi kejadian dan alhamdulillah beliau bersedia mengantar , inilah kekuasaan Allah yang sangat luar biasa memberikan jalan bagi umatnya yang ingin berbuat  baik, ikhlas tanpa mengaharap jasa .
Kurang lebih pukul 05.30 WIB saya sampai di lokasi kejadian, dan sudah banyak kerumunan warga yang ingin menyaksikan dari dekat , juga TNI dan POLRI serta Relawan lain juga sudah berada ditempat. Inilah yang membanggakan bagi saya menggunakan seragam LOGO/LAMBANG PMI , karena dengan menggunakan seragam PMI tersebut saya diijinkan dan diperbolehkan langsung akses ke Lokasi untuk memberikan pertolongan dan mengevakuasi korban sedangkan pak.RT dan warga yang ingin melihat dari dekat tidak diijinkan untuk mendekat kelokasi. Inilah langkah profesional saya, sehingga setiap saya melaksanakan tugas dari PMI selalu menggunakan identitas PMI. Salah satu prinsip Pelaku Pertolongan Pertama harus memiliki rasa bangga akan selalu aku jaga.

Setelah melihat dan mengetahui situasi lokasi dan kejadian saya segera melakukan langkah – langkah koordinasi kepada PMI Kabupaten Pemalang via telpon seluler/HP lewat Staf Generasi Muda ( Zaenal Alimin ) untuk segera koordinasi dengan Ketua PMI Kabupaten Pemalang dan mohon petunjuk berkaitan pengiriman Relawan dari PMI Kabupaten Pemalang. Saya bersama relawan lain segera melakukan evakuasi korban, proses evakuasi dipusatkan pada 3 gerbong yang terguling dan 2 gerbong lainnya hancur dari Kereta Api Senja Utama. Evakuasi mengutamakan untuk menemukan korban yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia. Korban luka dan meninggal dunia dievakuasi ke Rumah Sakit Umum dr.M.Ashari Pemalang, Rumah Sakit Santa Maria Pemalang dan Rumah Sakit Islam Pemalang.

Saya dan relawan PMI yang lain seperti Aris Suraji, Martono, Slamet Riyadi, Wajib, M.Hufron, Sobari dan Zaenal Alimin mengambil peranan evakuasi dari dilokasi menuju ke Rumah Sakit dengan dibantu dari TNI, POLRI yang mengamankan jalur evakuasi juga dibantu oleh teman teman KSR dari Kabupaten Tegal, Pekalongan dan  Batang. Kami tidak kenal lelah , menahan haus, lapar karena belum sempat sarapan  dan semangat dalam melaksanakan tugas kemanusian, hilir mudik dan bolak balik mengevakuasi korban karena saat itu juga keterbatasan mobil ambulance.  Saya dan temen – temen tidak canggung dalam melakukan tindakan pertolongan pertama, bagian – bagian tubuh yang hancur dikumpulkan pada kantong kantong jenazah, bahkan pak Wajib dengan sigapnya mengambil potongan bagian tubuh ( kepala ) tanpa ragu ragu memasukannya ke dalam kantong jenazah. Ada satu korban yang terjepit diantara gerbong kereta yang terguling dengan kerjasama berbagai relawan , SAR, Pegawai PJKA dll, mas Aris bisa memasang invus pada korban yang terjepit akhirnya stelah 6 jam korban yang terjepit bisa dikeluarkan dengan selamat dan segera dievakuasi oleh Relawan PMI ke Rumah Sakit Umum dr.M.Ashari Pemalang. Ada intruksi dari Tim medis untuk korban yang meninggal dunia disatukan di RSU. Dr. M. Ashari Pemalang agar mempermudah indentivikasi korban.

Dari berbagai Relawan yang dipanggil untuk membantu indentitivikasi korban meninggal oleh Tim Medis dan dokter adalah Relawan PMI. Saya dan Relawan PMI yang lain merasa bangga karena dipercaya untuk ikut serta dalam mengindentivikasi korban meninggal dunia . kami relawan secara bergantian ikut serta dalam indentivikasi korban , saya ikut mengindentivikasi korban meninggal dunia salah  satu anggota TNI dengan luka kepala sobek, isi perut terbuka dan patah tulang anggota gerak bawah, dengan menahan bau darah yang tidak sedap , anyir dan bau busuk saya ikut membantu membersihkan korban dan membantu menyatukan kembali tubuh korban , luka luka yang robek dan putus dilakukan penjahitan oleh dokter dan tim medis yang juga dibantu oleh mahasiswa kedokteran UNDIP dan UGM yang secara kebetulan juga lagi praktek di RSU dr.M.Ashari. Tim Relawan PMI yang ikut serta mengindentivikasi  adalah S.Agus Sulaiman, Pipit Haryanto,Eko Dirwanto, Hadi Sucipto dan lainnya. Termasuk ada salah satu anggota KSR baru namanya AlexSugiarto juga saya tugasi untuk ikut serta membantu mengindentivisasi, saya sampaikan jika masuk ruangan indentivikasi korban tidak muntah maka kamu lulus menjadi KSR PMI Kabupaten Pemalang. Memasuki ruang pertama dia  tidak kuat baru 1 menit keluar dengan keringat bercucuran, kemudian masuk yang kedua dia bisa menahan bau busuk dan anyir yang menyengat. Saya ucapkan selamat pada Alex Sugiarto anda siap bergabung.

Kemudian saya bersama tim sekitar jam 12.30 WIB kembali ke lokasi, karena masih ada korban yang belum terevakuasi , sambil menunggu jalannya proses pengambilan potongan potongan yang terjept diantara bodi gerbong kereta api Senja Utama yang hancur , karena pengambilannya harus dilakukan pemotongan pemotongan bodi , agar bisa diambil saya bersama tim istirahat sejenak. Alhamdulillah ada kiriman makan dari anggota TAGANA Kabupaten Pemalang dibawah binaan Kantor Sosnakertrans Kabupaten Pemalang, hanaya bermodalkan cuci tangan saya dan temen – teman lahap menyantap makanan yang diberikan tanpa mengingat bau jenazah dan apa yang sudah dilakukan, kebetulan sejak pagi belum sarapan , karena PMI Kabupaten Pemalang belum berkoordinasi tentang makan Relawan. Trima kasih Relawan Tagana Pemalang atas kerjasamanya.

Saya bersama Relawan yang lain bertugas di lokasi kurang lebih sampai dengan jam 17.00 WIB dan di RSU dr.M.Ashari Pemalang sampai dengan malam, karena ditugasi oleh Ketua PMI Kabupaten Pemalang ( Drs. Sumadi Sugondo,MM ) lewat Joko Sijanto sekretaris PMI Kabupaten Pemalang untuk cek dan recek ulang termasuk pendataan , karena dari PD PMI Jawa Tengah juga meminta data korban dan data relawan yang ikut serta dalam penanganan bencana nasional yaitu Bencana Kecelakaan Kereta Api. Berdasarkan data yang dihimpun dari DAOP IV dan catatan di 3 rumah sakit  sampai dengan tanggal 3 Oktober 2013 adalah sebagai berikut : jumlah korban tewas 36 orang dan luka – luka 50 orang baik luka berat maupun luka ringan, dari jumlah 36 orang yang meninggal dunia, 11 orang dari TNI 3 kesatuan.

Kesesokan harinya saya bersama Tim Relawan PMI Kabupaten Pemalang yang lain diadakan Relaksasi Pemulihan Trauma di Aula PMI Kabupaten Pemalang oleh Tim/Mahasiswa dari Universitas Indonesia Jakarta yang diberi tugas juga oleh PMI Pusat untuk mengadakan Relaksasi. Alhamdulillah saya dan teman - teman relawan PMI Kabupaten Pemalang semuanya baik – baik saja dan tidak merasa trauma atas kejadian tindakan pertolongan  tersebut. Mereka para Relawan patut mendapat acungan jempol dan pantas mendapat julukan Pahlawan Kemanusiaan.

Trima kasih yang tak terhingga pada PMI Kabupaten Pemalang karena melalui PMI Kabupaten Pemalang saya disela sela tugas kemanusiaan membantu mengevakusi dan mengindentivikasi koban kecelakaan antara Kereta Api Senja Utama yang ditabrak oleh Kereta Api Argo Bromo Anggrek, bisa berjabat tangan langsung dan betatap muka dengan Menteri Kesehatan dr.Endang Rahayu Setyaningsih pada saat meninjau dan memantau di RSU dr M.Ashari Pemalang dan saya juga bisa berjabat tangan dengan Menteri Perhubungan  Freddy Numbari di lokasi kejadian Stasiun Petarukan Pemalang.

Hidup adalah bagaimana menjadi berkah bagi hidup orang lain, bisa berbagi dengan sesama juga merupakan sikap mulia. Sikap berbagi yang benar adalah memberikan apa yang bisa kita berikan dengan tulus kepada orang lain . Aku tahu hidup di dunia ini tidaklah panjang karena itu aku telah bertekad untuk terus berusaha bermanfaat  bagi masyarakat melalui PMI.

Terima kasih PMI Kabupaten Pemalang yang sudah menyatukan dan  memberikan kesempatan kepada kami dalam kemanusiaan, terima kasih PMI yang telah memberikan kisah, pengalaman dan pengajaran untuk proses pematangan diri terus berjuang tanpa mengenal lelah, Kemanusiaan selalu merindukan keletihan kami, setitik bhaktiku untuk negeri tercinta ini.

Semoga sebagian ceritaku menjadi motivasi dan Inspirasi bagi Relawan yang lain. Insya Allah ceritaku yang lain akan terangkum dalam 15 Tahun Pengabdianku pada Palang Merah Indonesia.

Dwito : RELAWAN PMI PAHLWAN KEMANUSIAN 4.5 5 Unknown Senin, 09 Juni 2014 Terima kasih PMI Kabupaten Pemalang yang sudah menyatukan dan memberikan kesempatan kepada kami dalam kemanusiaan, terima kasih PMI yang telah memberikan kisah, pengalaman dan pengajaran untuk proses pematangan diri terus berjuang tanpa mengenal lelah, Kemanusiaan selalu merindukan keletihan kami, setitik bhaktiku untuk negeri tercinta ini. Ceritaku Pengalamanku selama menjadi Relawan PMI Kabupaten Pemalang tidak terhitung jumlahnya, banyak hal yang memang perlu ditulis sehing...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar